Media Ramai-ramai Tulis Sidrap Bebas 4S, Nyatanya Sobis Makin Menggila

Foto Ilustrasi Sobiz

MAKASSAR – Beberapa media lokal di Kabupaten Sidrap belakangan ini ramai-ramai menulis berita pencitraan, seolah-olah daerah ini telah bersih dari penyakit masyarakat yang dikenal dengan istilah 4S: Sabu, Sobis (penipuan online), Sabung Ayam, dan Sex. Namun, apakah benar 4S sudah hilang dari Sidrap, ataukah ini hanya ilusi yang sengaja diciptakan?

Penelusuran media ini menunjukkan bahwa kenyataan di lapangan jauh berbeda dari yang diberitakan. Alih-alih menghilang, beberapa elemen dari 4S justru semakin canggih dan sulit dilacak. Salah satu yang paling mencolok adalah Sobis atau lebih dikenal dengan istilah Passobis di Sidrap. Praktik penipuan online ini masih marak dan bahkan berkembang lebih pesat dengan modus yang semakin bervariasi.

Tim investigasi media ini berhasil mengumpulkan informasi dari berbagai sumber terpercaya yang menyebutkan bahwa jaringan Passobis kini beroperasi lebih rapi dan sistematis. Bahkan, ada dugaan kuat bahwa aktivitas ini dikendalikan oleh orang-orang berpengaruh yang memiliki hubungan dekat dengan aparat berwajib. Tak heran jika meski sering terdengar ada penindakan, kenyataannya bisnis ini tetap berjalan lancar.

“Passobis itu seperti angin. Kelihatannya hilang, tapi masih terasa hembusannya di mana-mana. Hanya saja, mereka sekarang lebih berhati-hati dan lebih profesional dalam menjalankan aksinya,” ujar seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Selain itu, sumber lain mengungkapkan bahwa praktik sabung ayam juga masih terjadi, hanya saja berpindah ke lokasi-lokasi yang lebih tersembunyi. Modusnya pun lebih modern, dengan taruhan yang dilakukan secara online untuk menghindari razia langsung dari pihak berwenang.

Terkait dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa Sidrap sudah bebas dari 4S, banyak warga merasa skeptis. Mereka justru mempertanyakan apakah klaim tersebut benar-benar berdasarkan data akurat atau hanya bagian dari upaya pencitraan.

Ilustrasi Pelaku Sobiz

“Sama seperti jalan berlubang yang ditutupi karpet merah. Dari jauh kelihatan mulus, tapi kalau diinjak tetap bisa terperosok,” sindir seorang warga.

Sampai saat ini, upaya pemerintah daerah dan aparat dalam menertibkan 4S memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Namun, selama masih ada ‘pemain besar’ yang berkepentingan dan jaringan yang kuat, sulit rasanya berharap penyakit ini benar-benar hilang. Atau mungkin, kita hanya sedang menunggu waktu hingga muncul istilah baru yang menggantikan 4S dengan versi yang lebih mutakhir.