Kamis, 15 Mei 2025 WAJO SULSEL —
Puluhan warga dari Desa Arajang dan sekitarnya menggelar aksi unjuk rasa di depan pintu masuk Bendungan Paselloreng,Desa Arajang,Kecamatan Gilireng,Kabupaten Wajo pada Jum’at 9 Mei 2025 Lalu.
Puluhan warga tersebut melakukan penyegelan pintu utama masuk dan penutupan pintu aliran air dengan menduga akan berdampak pada lahan perkebunan dan pertanian mereka.
Penyegelan pintu dan penutupan aliran air dari bendungan yang dilakukan warga sejak 9 Mei 2025 lalu membuat sebagian para petani kesulitan mengairi sawah dan bisa berdampak buruk ke area persawahan dan perkebunan mereka.
Beberapa dari mereka mengaku bisa mengalami gagal tanam akibat kurangnya pasokan air sehingga meminta perhatian langsung dan berharap kepada Bupati Wajo, H. Andi Rosman turun ke lokasi.
“Kami sudah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada pihak pengelola, tetapi belum ada solusi yang jelas dikarenakan sebagian warga menyegel pintu air bendungan Paselloreng dengan alasan berdampak ke sebagian sawah mereka.
Kami minta Bupati Wajo datang langsung melihat kondisi kami di lapangan,” ujar salah satu perwakilan warga yang tidak bersedia di sebutkan identitasnya.
Menurut warga, penyegelan dan penutupan air dilakukan tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu. Mereka menilai penutupan air tersebut bisa berdampak buruk, jika hujan terus menerus akan mengakibatkan kerugian negara dan dipastikan tanggul akan jebol.
“Kami terus berharap kepada Bapak Bupati datang ke lokasi dan memberikan solusi langsung,” tegasnya.
Ketua MOI DPC Wajo Marsose Gala Selaku putra Gilireng, setelah datang melihat lansung penyegelan pintu masuk bendungan paselloreng, dan berbincang bincang dengan sejumlah tokoh masyarakat Desa Arajang angkat bicara bahwa pak Bupati Wajo H. A di Rosman bersama Camat Gilireng secepat harus turun tangan untuk mencarikan solusi atas tuntutan warga Desa Arajang yang menutup atau menyegel pintu masuk dan pintu air bendungan paselloreng,imbuhnya
Marsose Gala menambahkan, Bupati dan Camat Gilireng meminta secepatnya datang melihat langsung penyegelan tersebut dengan solusi pertama yang harus dilakukan mendata tanah sawah dan kebun warga desa arajang yang terkena dampat bendungan paselloreng kemudian dilakukan konsultasi dengan pihak BALAI Pompengan karena menurut warga Desa Paselloreng ini tidak bisa berlarut larut penyegelan pintu air bendungan, ada dua dampat yang berpotensi diperoleh yakni, pertama bilamana tidak secepatnya dibuka penyegelan sawah warga berpontensi kekeringan, kedua bilamana datang hujan tanggul berpotensi jebol,- tegas Marsose mantan wartawan harian palopo pos Fajar Group
Sesuai pantauan media ini di lokasi,Penutupan dan penyegelen Bendungan oleh masyarakat di karenakan masih adanya lokasi yang terdampak belum di bayarkan ganti rugi dari pihak berwenang (Balai) dan ini membutuhkan keseriusan dari pemerintah.
@Redaksi Cp#