WABUP WAJO Ajak Masyarakat Jaga Citra Wajo Sebagai Kota Santri dan Marwah Pondok Pesantren Asadiyah

CELEBESPLUSONLINE.COM// WAJO SULSEL– Wakil Bupati Wajo, dr. H. Baso Rahmanuddin Makkaraka,MM,M.Kes mengajak semua elemen masyarakat untuk menjaga citra Kabupaten Wajo sebagai kota santri dan menjaga marwah Pondok Pesantren As’adiyah sebagai salah satu pontren tertua dan terbesar di Indonesia Timur.

Penting untuk kita sadari bersama bahwa Kabupaten Wajo telah diberikan kepercayaan oleh Kementerian Agama untuk menjadi tuan rumah dari gelaran MQK Tingkat Internasional yang Insya Allah akan dilaksanakan pada bulan Oktober mendatang. Tentunya Pemda , stakenholder terkait dan seluruh lapisan masyarakat harus berkomitmen menjadi tuan rumah yg baik dengan menciptakan lingkungan yg kondusif dan suasana yg aman , nyaman, dan agamis sehingga tamu tamu yang hadir akan memberikan persepsi yang positif dan merasakan citra/ aura kota santri yang religius selama berada di Kabupaten Wajo.

Nama baik Ketua Pondok Pesantren As’adiyah yang juga adalah Menteri Agama RI,Prof Nasaruddin Umar harus kita jaga dan rawat bersama karena tentu sebagai masyarakat wajo kita bangga dan bersyukur bahwa Ketua Pondok Pesantren As’adiyah dipercaya oleh Presiden Prabowo menjadi Menteri Agama RI. Sebagai bentuk rasa syukur, maka kita harus membangun sinergi dan kebersamaan untuk menunjukkan komitmen yang kuat menghadirkan lingkungan yg kondusif dan suasana kemasyarakatan yang agamis dalam menunjang sukses terselenggaranya kegiatan MQK Internasional.

Ketua DPC GOLKAR Kabupaten Wajo ini kembali mengajak tokoh agama, pemuda, dan masyarakat serta semua elemen untuk tetap menjaga dan merawat citra Wajo sebagai Kota Santri — julukan yang tak lahir begitu saja, melainkan tumbuh dari sejarah panjang keislaman dan peradaban luhur.

“Citra Wajo sebagai Kota Santri adalah warisan mulia yang harus kita jaga bersama. Bukan hanya dalam nama, tapi juga dalam perilaku, kebijakan, dan kehidupan sehari-hari,” tuturnya dengan nada penuh makna melalui media ini. Sabtu (11/7).

DBR sapaan akrab Baso Rahmanuddin Makkaraka menegaskan, di tengah derasnya arus modernisasi, nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal harus tetap menjadi fondasi utama. Santri bukan sekadar mereka yang tinggal di pesantren, tapi siapa pun yang menjunjung tinggi adab, ilmu, dan kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat.

“Jika kita ingin Wajo tetap dikenang sebagai Kota Santri, maka setiap warga harus menjadi penjaga marwahnya. Dari pemerintah, tokoh agama, pemuda, hingga orang tua di rumah,” ucapnya.

Wajo bukan hanya tempat, ia adalah nilai. Dan menjaga nilainya adalah tanggung jawab kita bersama.

Oleh karena itu, “Keberadaan THM THM yang beroperasi dengan melanggar ketentuan tentu harus menjadi keprihatinan bersama. Kita semua harus menunjukkan komitmen untuk memberikan tindakan atau sanksi terhadap THM THM yang beroperasi tapi tidak mempedomani peraturan peraturan yang ada, terkait misalnya dengan jam operasional serta jenis izin usaha nya, tutup DBR.

Redaksi : Celebesplusonline com