Jumat, 8 November 2024
Wajo Sulsel – Fenomena begal partai yang marak menjelang penetapan paslon menjadi sorotan tajam.
Praktik ‘begal partai’, di mana pasangan calon (paslon) melompat dari satu partai ke partai lain demi meraih dukungan, tak lagi menjadi jaminan kemenangan dalam pemilihan umum.
Hal ini terbukti dalam berbagai hasil survei dan dinamika politik yang berkembang di lapangan.
Begal partai—istilah yang merujuk pada praktik pindah partai politik untuk mencari keuntungan politik—sering kali dijadikan strategi oleh calon untuk memanfaatkan peluang dukungan dari partai yang lebih kuat atau lebih banyak pemilih.
Namun, sejumlah analis politik menyatakan bahwa meski strategi ini bisa memberikan keuntungan sementara, keberhasilan di kotak suara tidak serta merta mengikuti.
“Pada akhirnya, pemilih lebih memilih integritas dan rekam jejak calon, bukan hanya asal partai. Begal partai dapat meningkatkan ketidakpercayaan publik terhadap calon, yang akhirnya berisiko merugikan mereka dalam pemilu,” ujar Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia, Andi Pratama, dalam sebuah diskusi daring.
Fenomena begal partai juga tak jarang membuat politik semakin dinilai pragmatis.
Paslon yang berpindah-pindah partai seringkali dipandang tidak memiliki prinsip yang jelas, dan ini bisa mengurangi daya tarik mereka di mata pemilih yang menginginkan konsistensi.
Terlebih, survei terbaru menunjukkan bahwa pemilih kini semakin cerdas dalam menilai calon paslon. “Masyarakat semakin mengedepankan rekam jejak, visi misi, serta ketulusan dalam memilih pemimpin. Hal ini yang akan menentukan apakah seorang calon benar-benar bisa dipercaya dan memiliki komitmen terhadap program-program yang dijanjikan,” tambah Andi.
Kondisi ini juga memunculkan pertanyaan besar mengenai efektivitas sistem partai politik di Indonesia yang lebih sering mengutamakan kekuatan koalisi dibandingkan dengan ideologi dan program yang jelas. Meskipun begal partai bisa memberi keuntungan secara teknis, kecenderungan ini juga menunjukkan adanya kesenjangan dalam harapan politik rakyat.
Dengan semakin banyaknya calon yang lebih memilih berkoalisi atau berpindah-pindah partai, masyarakat berharap agar pemilu 2024 menjadi ajang di mana kualitas kepemimpinan lebih dihargai daripada sekadar taktik politik yang berpotensi merugikan demokrasi.
Terkhusus di Bumi Lamadukelleng Kabupaten Wajo hanya dua paslon yang mendaftarkan diri dan dinyatakan lolos dari KPU Kabupaten Wajo yaitu paslon Ar Rahman Nomor Urut 1 dengan dukungan dari 13 partai ( Parlemen dan Non Parlemen) ,sedangkan Pammase Berlanjut Nomor Urut 2 di dukung oleh dua partai Parlemen.
(Sbr : Kps, 7 November 2024)
Editor : Slt.