Peserta MQK Nasional III dan Internasional I Mulai Berdatangan, Kabupaten Wajo Dipastikan Ramai

Peserta MQK Internasional dari Dalam dan Luar Negeri Mulai Berdatangan
Peserta Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional tahun 2025 mulai berdatangan, Selasa, 30 September 2025. Penjemputan oleh panitia dilakukan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

CELEBESPLUSONLINE.COM//MAKASSAR SULSEL – Peserta Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional tahun 2025 mulai berdatangan, Selasa, 30 September 2025. Penjemputan oleh panitia dilakukan di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.

Suasana penuh harap dan semangat terlihat sejak pagi, ketika satu per satu kafilah dari dalam dan luar negeri mulai menginjakkan kaki di Bumi Anging Mammiri. Momen ini menjadi penanda dimulainya perhelatan bergengsi yang digelar dibawah naungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, khususnya Direktorat Pesantren.

Kafilah pertama yang tiba adalah delegasi dari Myanmar disusul kafilah Malaysia dan Brunei Darussalam, termasuk juga observer dari Filipina.

Tak hanya dari mancanegara, peserta dari berbagai provinsi di Indonesia juga mulai berdatangan. Kontingen dari Papua, Papua Barat, Kalimantan, Jawa Tengah, hingga Maluku hadir dengan semangat tinggi, membawa kebanggaan daerah masing-masing. Mereka datang dengan persiapan matang, baik dari segi mental, keilmuan, maupun spiritual. Semangat itu mencerminkan tekad para santri dan mahasantri untuk menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan Islam serta berkontribusi pada penguatan tradisi intelektual pesantren di kancah nasional dan global.

Setelah melalui perjalanan udara ke Makassar, seluruh peserta kemudian diarahkan menuju Pondok Pesantren As’adiyah, Kabupaten Wajo, yang akan menjadi lokasi utama penyelenggaraan MQK Internasional 2025. Pondok pesantren tertua dan terbesar di Sulsel itu dipilih bukan tanpa alasan, melainkan karena perannya yang historis sebagai pusat transmisi ilmu dan pengembangan tradisi turats di Indonesia Timur.

Ajang perdana ini dijadwalkan berlangsung pada 2–7 Oktober 2025, dengan menghadirkan rangkaian kompetisi, kajian, diskusi ilmiah, serta berbagai agenda kebudayaan yang melibatkan ulama, akademisi, dan tokoh masyarakat. Tema besar yang diusung adalah Dari Pesantren untuk Dunia: Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian dengan Kitab Turats. Tema ini menggambarkan komitmen pesantren untuk tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menghadirkan solusi bagi tantangan global, mulai dari isu lingkungan hingga perdamaian dunia.

MQK Internasional 2025 diharapkan menjadi ajang strategis dalam meningkatkan kemampuan santri dan mahasantri untuk melakukan kajian mendalam atas Kitab Kuning. Selain itu, ajang ini juga diharapkan mampu memperkuat jejaring keilmuan Islam di tingkat internasional, membangun komunikasi antarulama lintas negara, serta memperkokoh peran Indonesia sebagai pusat peradaban Islam moderat yang berakar kuat pada tradisi keilmuan pesantren.

Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sulsel, Ali Yafid, menyampaikan bahwa MQK Internasional 2025 di Sulsel bukan hanya kompetisi, melainkan wadah strategis untuk mempertemukan tradisi, ilmu, dan budaya.

“Kehadiran delegasi dari berbagai negara membuktikan bahwa pesantren di Indonesia telah menjadi pusat perhatian dunia. MQK Internasional ini adalah momentum untuk menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa kitab kuning bukan sekadar teks, melainkan warisan intelektual yang hidup, terus dikaji, dan relevan sepanjang zaman,” ujarnya.

Dengan semangat persatuan, keberagaman budaya, dan kecintaan pada ilmu pengetahuan, MQK Internasional 2025 siap menjadi panggung pertemuan para pencinta kitab kuning dari berbagai penjuru nusantara dan dunia. Kehadiran mereka bukan hanya untuk berkompetisi, melainkan juga untuk bersilaturahmi, berbagi gagasan, dan melestarikan warisan keilmuan Islam yang telah mengakar selama berabad-abad. Inilah momentum bersejarah yang diharapkan dapat memperkuat wajah Islam Indonesia sebagai rahmat bagi semesta alam.

“Kami selaku tuan rumah berkomitmen dan berikhtiar meny